Pengalaman M. Yusuf

Pada suatu pagi yang cerah, seorang bayi mungil lahir ke dunia dengan tangisan keras yang menggema di ruang persalinan dan itu adalah aku. tangisan itu menjadi tanda kehidupan baru yang penuh harapan. Bayi itu dibungkus kain hangat dan diberi nama M. Yusuf kamsya oleh orang tuanya. 



Hari-hari pertama aku dipenuhi kasih sayang tanpa batas dari orang tuaku. Aku belajar mengenal dunia dengan tangisan, senyum polos, dan tawa HAHAHA. ibu setia menyusuiku, sementara bapak dengan sabar menimang hingga tertidur pulas. Perlahan-lahan, aku belajar berguling, merangkak, hingga berdiri dengan kaki mungilku. Setiap langkah kecil menjadi kebanggaan besar bagi kedua orangtuaku. Masa bayi adalah awal perjalanan panjang yang indah.

Memasuki masa balita, aku tumbuh menjadi anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Aku suka bertanya. Bermain bersama teman seumuran menjadi dunia yang penuh warna bagiku. Aku belajar mengenal huruf, angka, serta mulai mengucapkan kalimat dengan jelas. 





Ketika masuk sd, dunia baru terbuka lebih luas. Dengan tas kecil di punggung, aku berangkat ke sekolah dengan penuh semangat. Di sana, aku bertemu guru yang sabar membimbingku belajar membaca, menulis, dan berhitung. Aku juga menemukan sahabat yang selalu menemaniku bermain saat istirahat. 

Tahun-tahun terus berjalan, dan aku semakin tumbuh dewasa di bangku sekolah menengah. Masa remaja membawa banyak perubahan dalam diriku. Aku mulai memikirkan cita-cita dan bercita-cita tinggi untuk masa depan. 



Aku juga mulai punya cita-cita dan impian untuk masa depan. Aku pengen jadi orang sukses dan bermanfaat bagi orang lain. Aku mulai cari info dan belajar tentang hal-hal yang bikin aku penasaran sampai aku tidak penasaran



Di sekolah, aku jadi lebih aktif di kegiatan ekstrakurikuler seperti basket dan mulai nemuin bakat aku. Aku juga mulai bangun persahabatan yang lebih erat sama temen-temen sering bermain dan belajar bersama

Tapi, masa remaja juga ada tantangannya. Aku mulai merasakan tekanan dari orang tua dan guru buat dapetin prestasi yang tinggi. Aku juga mulai mengalami konflik sama temen-temen. Aku belajar buat hadapi tantangan itu dengan sabar dan tekun.

Aku juga mulai merasakan kebebasan dan kemandirian yang lebih besar. Aku mulai bikin keputusan sendiri dan tanggung jawab atas tindakan yang aku lakukan, karna takut dengan konsekuensinya,karna bisa jadi konsekuensinya lebih dari apa yang aku lakukan.



Tapi, aku juga sadar bahwa kebebasan dan kemandirian itu juga bawa konsekuensi. Aku harus siap hadapi akibat dari keputusan aku dan belajar dari kesalahan.

Comments